Minggu, 25 Juli 2010

pendiri cv pitulas


ISMOJO DAN PITULAS-NYA

Pada edisinya yang pertama tahun 2005 ini Warta Wulan menampilkan rubrik baru sebagai media untuk memperkenalkan anggota Wulan yang hingga saat ini masih benar – benar aktif, produktif dan berprestasi. Untuk kali ini kami perkenalkan R. Ismojo Darmono, seorang pengusaha, ayah dari 4 putra dan 4 putri, kakek dari 12 cucu yang menggeluti dunia usaha karya seni kerajinan dengan merek dagang “Pitulas” yang dipimpinnya hingga kini.

Pria kelahiran Pati, 67 tahun lalu ini yang sejak di bangku sekolah lebih menyukai menggambar daripada pelajaran lainnya, telah merintis usahanya bersama ayahnya R. Sutrisno sejak tahun 1966 di rumahnya Jalan Singosari I No. 17 Semarang. Sesuai dengan nomer rumahnya perusahaannya diberi nama “Pitulas”. Berawal dari usahanya memproduksi pakaian khusus untuk beladiri, pembuatan jok kursi, pembuatan billboard, hingga fotografer, Ismojo tidak henti – hentinya terus mengembangkan karyanya.

Berkat dorongan dan dukungan isterinya Ny. Rr. Soeparlijah (Almarhumah), usahanya semakin meningkat dan berkembang dan hingga kini lebih berfokus pada pembuatan bermacam-macam karya seni dan cenderamata mulai dari gantungan kunci, atribut hotel maupun perusahaan, prasasti dari marmer maupun logam, plaket, lencana dan lain – lain. Kemampuan menggambar yang dimilikinya memungkinkannya untuk menciptakan desain yang serumit apapun sehingga mampu menghasilkan produk yang unik dan istimewa sesuai selera dan keinginan pemesannya.

Satu hal yang layak kita beri acungan jempol yaitu bahwa semua ketrampilan yang dimilikinya diperolehnya secara otodidak. Bahkan kadang – kadang melalui proses “trial and error”, yakni melalui berbagai tantangan dan kegagalan hingga dapat dicapai hasil yang terbaik dalam kualitas, baik mengenai bahan bakunya maupun hasil produksinya. Oleh karena itu setiap produk yang dihasilkan oleh CV. Pitulas yang kini beralamat di Jalan Sompok Lama No. 64 benar – benar istimewa sehingga berhasil memperoleh piagam penghargaan sebagai Juara II dalam lomba Pengusaha Kecil terbaik tingkat Kodia Dati II Semarang tahun 1997 / 1998.

Tidak mengherankan bila selanjutnya Ismojo Darmono sering diminta sebagai pembicara dalam diklat atau seminar yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata, Depnaker, Departemen Pertambangan, Deperindag dan banyak instansi lain bahkan sebagai dosen tamu di Unika Soegijapranata. Sukses yang diraihnya adalah karena kemauannya yang gigih untuk selalu berusaha meningkatkan diri dengan terus belajar dan mengembangkan kreatifitasnya. Sebagai seorang pimpinan perusahaan Ismojo tidak segan – segan untuk menangani langsung proses produksinya dibantu oleh 30 orang karyawannya. Maka tak ayal lagi bila produksi Pitulas telah tersebar di kota – kota besar di Indonesia bahkan ke luar negeri. Pemesannya berasal dari perusahaan besar seperti Coca Cola, Teh Sosro dan BUMN, bahkan telah menambah masyarakat papan atas antara lain Titik Puspa, Permadi hingga keluarga Cendana. Pengalaman unik yang tak terlupakan olehnya yaitu : ketika Ismojo sebagai pembicara pernah 3 kali menerima Cenderamata dari instansi yang mengundangnya berupa hasil karyanya sendiri karena dipesan pada CV. Pitulas.

Dalam mencapai sukses Ismojo selalu berpedoman pada motto :
“Tak ada kata selesai dalam belajar karena selalu ada hal - hal baru, seiring dengan terbitnya matahari di pagi hari”
Dan kini dalam usianya yang semakin senja dengan segudang pengalaman dan prestasi, Ismojo benar – benar menikmati hari – harinya sebagai insan yang mandiri, bermakna, dan terhormat, yang aktif sebagai anggota dan pengurus Dharma Wulan Cabang Semarang dan aktif dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh Dharma Wulan.

Rabu, 14 Juli 2010

MODEL KERAJINAN CV. PITULAS


sejarah CV. Pitulas


SEJARAH SINGKAT “PITULAS”

Kakek saya Soetrisno adalah pegawai di Departemen Kesehatan yang berkantor di Jalan Pahlawan (muka Ramayana super store) Semarang. Sampai akhir jabatan beliau tahun 1960 sebagai kasir, belum mempunyai rumah. Setelah pensiun beliau dipercaya membuat tas ransel dan peralatan-peralatan / sarana untuk usaha pembasmian penyakit malaria di masa itu oleh Kantor Kesehatan tempat beliau dulu bekerja. Saat itu Kakaek memang benar-benar membutuhkan uang untuk membayar rumah yang ditempati sehingga pesanan tas yang berjumlah ribuan tersebut beliau terima dan bertekad sanggup melaksanakan pekerjaan itu. Akan tetapi rumah tersebut baru dibayar sebagian, oleh karena itu Kakek meminta bantuan Kantor Kesehatan untuk melunasi uang muka rumah tersebut. Rumah tersebut bernomor 17 (tujuh belas). Setelah kontrak kerja dengan Kantor Dinas Kesehatan habis, Kakek berunding dengan bapak membuat nama perusahaan yang akan dirintis. Bapak mengusulkan nama PITULAS (bahasa jawa nomor Tujuh belas) yang sampai sekarang bapak pakai.

Pembuatan tas / ransel dikerjakan seluruh keluarga termasuk anak-anak yang baru kelas 2 SD, mereka sudah mulai diajari cara menjahit.

Karena hanya memiliki 2 mesin jahit maka pekerjaan dikerjakan secara bergiliran, Kakek mengerjakan pada malam hari sedangkan bapak pada siang hari.

Sejak tahun 1981 bapak mulai mengerjakan prasasti marmer, prasasti logam, cenderamata, tropi, pin, plaket, lencana dan atribut hotel sampai sekarang, saya mulai membantu bapak sejak tahun 1998. Mulai tahun 2003 “Pitulas” berubah menjadi “CV. Pitulas” dengan harapan lebih dapat dipercaya konsumen dan lebih maju.

Kendala Usaha

  1. Tempat usaha yang kurang memenuhi syarat.
  2. Modal usaha

Harapan UKM kedepannya

  1. Peran serta Pemerintah lebih banyak
  2. Dukungan pihak – pihak lain dalam rangka meningkatkan kesejahteraan UKM

Jumlah karyawan 20 orang

Omset per bulan ± Rp 45.000.000,-